Saturday, September 28, 2024

BAB BANYAK BICARA ( TANPA ILMU )

Kita jangan meremehkan urusan omongan. Kalau sekarang, lisan diganti dengan tulisan. Di banyak aplikasi atau momentum kita tidak lagi berbicara dengan lisan, tapi kita berbicara dengan tulisan. Maka sama hukumnya antara tulisan dengan lisan. Terkadang ada orang yang suka banyak bicara. Bagaimana posisi banyak bicara ini?

Sebelum kita membacakan hadits yang disebutkan oleh Imam Bukhari, kita baca hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai, yang paling dekat duduknya sama aku pada hari kiamat, yaitu orang yang paling baik prilakunya/karakternya/budipekertinya.” (HR. Tirmidzi)

Kita tahu surga itu ada 100 derajat. Antara satu derajat dengan derajat selanjutnya seperti antara langit dan bumi. Kita di dunia melihat bagaimana adanya perbedaan derajat di antara manusia. Ada yang pejabat publik, ada yang jadi bupati, ada yang naik lagi menjadi gubernur, ada yang naik lagi menjadi presiden. Dari sisi harta kita melihat juga, ada orang yang lahir di bidan, lalu dibawa ke rumah yang sederhana sekali yang mungkin ubinnya belum terpasang, tidak ada AC, kasurnya sudah lama, pakaian yang dipakai pun bekas dari kakaknya. Tapi ada anak yang lahir langsung disambut oleh dokter-dokter spesialis, diletakkan di ranjang yang mahal, dibungkus dengan selimut yang lembut, diletakkan di ruangan AC dengan pakaian baru yang bermerek. Adapun di akhirat maka lebih banyak lagi tingkatan dan kemuliaannya.

Kita tidak pernah melihat Nabi, tapi engkau bisa duduk di dekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yaitu dengan cara menjadi orang yang paling baik prilakunya, paling bagus karakternya, paling mulia budipekertinya. Bukan yang paling cantik, bukan yang paling tampan, bukan yang paling kaya, bukan yang paling gagah, bukan yang paling banyak followernya, bukan yang paling tinggi jabatannya.

Kemudian kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ

“Sesungguhnya orang yang paling aku benci, yang paling jauh duduknya dariku pada hari kiamat, orang yang banyak ngomong, orang yang berlebih-lebihan dalam tata cara bicaranya (untuk menarik orang lain), orang yang sombong.” (HR. Tirmidzi)

Maka kita melihat kita banyak bicara atau tidak? Apa yang kita bicarakan?

Jadi banyak bicara itu menyebabkan hati menjadi keras. Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan sebuah hadits yang memang secara sanadnya mungkin dhaif, tapi maknanya shahih. Disebutkan di dalam hadits itu:

لا تكثرِ الكلامَ بغير ذكرِ اللهِ فإن كثرةَ الكلامِ بغير ذكر اللهِ قسوةٌ للقلبِ

“Jangan banyak-banyak bicara selain dzikrullah. Sesungguhnya banyak bicara selain mengingat Allah itu menyebabkan hati menjadi keras.”

Kalau banyak dzikir tidak mengapa. Bahkan Allah mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرً

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengna dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 41)

Kalau dzikir kita diperintahkan untuk memperbanyak, adapun selalun dzikir jangan banyak-banyak. Antum lihat orang yang banyak bicara itu keras (sulit diberi nasihat).

Sumber : https://www.radiorodja.com/52938-bab-banyak-bicara/

Tags : islam,ceramah islam terbaru,kajian islam,islam modern,ceramah islam,diam itu emas dalam islam,bahaya banyak bicara,banyak bicara,suka banyak bicara,lebih baik diam daripada banyak bicara,ceramah agama islam,jangan banyak bicara,video kajian islam,banyak omong adalah dosa,ceramah islam viral terbaru,dakwah islam,tanya jawab keislaman,cara mengusir setan di dalam tubuh,pemuda islam,manhaj salaf,jangan banyak berbicara,tausiyah islam,bicara murabbi

No comments:

Post a Comment