KAJIAN TENTANG BAB SHALAT DHUHA
Terjadi ikhtilaf para ulama tentang disyariatkannya shalat dhuha. Pendapat yang shahih adalah pendapat jumhur bahwa shalat dhuha disyariatkan. Namun, apakah boleh dirutinkan setiap hari? Pendapat yang shahih, yang kuat, yang rajih -wallahu a’lam- boleh. Kenapa demikian? Karena adanya hadits-hadits yang menganjurkan untuk mendawamkan shalat dhuha. Sebagaimana nanti akan dibawakan.
Hadits 363:
عَنْ عَائِشَةَ ﵂ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُصَلِّي سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَيَدَعُ الْعَمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata, “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat dhuha, tapi aku melakukannya (mendawamkannya). Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan suatu amal padahal beliau suka untuk mengamalkannya karena khawatir diamalkan oleh manusia sehingga diwajibkan atas mereka.” (HR. Muslim)
Di sini, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyebutkan bahwa belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (mendawamkan) shalat dhuha, tapi ‘Aisyah justru mendawamkannya. Karena ‘Aisyah memahami bahwa Rasulullah tidak mendawamkan itu karena ada makna, yaitu takut diwajibkan atas manusia. Sebagaimana halnya shalat tarawih berjamaah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan selama 3 malam kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tinggalkan. Karena takut diwajibkan atas umatnya. Nah, ini yang dipahami oleh ‘Aisyah bahwa shalat dhuha itu boleh didawamkan. Adapun perbuatan Rasulullah tidak mendawamkan bukan hujjah bahwa shalat dhuha tidak boleh didawamkan. Tapi, kata Aisyah, karena takut diwajibkan. Itu yang dipahami oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
BAB SHALAT DHUHA ITU (YANG PALING SEDIKIT) DUA RAKAAT
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ﵁ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda: “Setiap pagi, setiap sendi dari salah seorang dari kalian harus dipenuhi dengan sedekah. Setiap tasbih (ucapan Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada yang makruf adalah sedekah, melarang dari yang mungkar adalah sedekah, dan semua itu bisa dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu dhuha.” (HR. Muslim)
Disebutkan dalam hadits lain bahwa manusia itu memiliki 360 sendi, berarti setiap hari kita harus memenuhi 360 sendi dengan sedekahnya.
Hadits ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya memenuhi sedekah 360 sendinya. Ini juga menunjukkan bahwa sedekah itu maknanya umum, bukan hanya sebatas dengan harta, tetapi semua amal kebaikan adalah sedekah untuk diri kita sendiri.
Sumber : https://www.radiorodja.com/54304-bab-shalat-dhuha/
Tags : shalat dhuha,sholat dhuha,keutamaan sholat dhuha,cara sholat dhuha,waktu sholat dhuha,niat shalat dhuha,bacaan sholat dhuha,waktu shalat dhuha,tata cara shalat dhuha,doa sholat dhuha,niat sholat dhuha,doa sholat dhuha lengkap,shalat,manfaat sholat dhuha,tata cara sholat dhuha,batas waktu sholat dhuha,doa selesai sholat dhuha,keutamaan sholat dhuha khalid basalamah,salat dhuha,dzikir setelah sholat dhuha,tata cara sholat dhuha 4 rakaat
No comments:
Post a Comment