بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Jika seorang hamba telah berusaha dan telah berdoa, maka hasil akhir yang Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi hamba tersebut. Kenapa? Karena yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
وَ عَسٰۤی اَنۡ تَکۡرَہُوۡا شَیۡئًا وَّ ہُوَ خَیۡرٌ لَّکُمۡ ۚ وَ عَسٰۤی اَنۡ تُحِبُّوۡا شَیۡئًا وَّ ہُوَ شَرٌّ لَّکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ یَعۡلَمُ وَ اَنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
"Bisa jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahu" (Q.S Al Baqarah:216).
Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma berkata:
من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء
“Barang siapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya, maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu rida terhadap semua ketentuan takdir, dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hamba-Nya.” [Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian, adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (diijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga akibatnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka.
📘HSR. Al-Bukhari (no.2988) dan Muslim (no.2961).
Saudaraku, maka perhatikanlah bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
,عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Alangkah mengagumkan keadaan seorang muknin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya). Dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenagan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”
📘HSR. Muslim (no. 2999).
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih manisnya dan sempurnanya iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan (manisnya) iman, orang yang ridha dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai Rabb-Nya dan Islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata,
لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت .
“Jangan engkau membenci sesuatu yang telah Allah pilih, karena sejatinya Allah memilihkan sesuatu yang padanya mengandung kemaslahatan besar yang engkau tidak mengetahui darinya.” (Syarh Riyadh As-Shalihin, 3/309).
Artikel Lainnya :
No comments:
Post a Comment